jam q

Selasa, 17 April 2012

AKU CEMBURU


Aku Cemburu

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna malam ini kulihat dia menangis,
di tengah kesunyian nan hening,
berdua dengan Tuhannya.

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna pagi ini kulihat dia tertawa,
bersama wajah-wajah kecil tanpa dosa,
di panti asuhan berbagi rejeki.

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna kulihat dia tersenyum,
mencium kening ibunya,
sembari berucap salam.

Aku cemburu padanya,
tahukah kau kenapa?
karna tak kudengar keluh kesah,
walau cobaan mendera,
dan musibah menimpanya.

Aku cemburu,
entah kenapa,
aku tak bisa seperti itu,
walau harus kusyukuri,
masih ada cemburu di hati ini.

Minggu, 25 Maret 2012

kisi kisi t.i.k

KISI-KISI UJIAN PRAKTIK TIK TA 2011-2012





Jenis Sekolah : SMP
Jumlah Soal : 8 Soal
Mata Pelajaran : TIK
Bentuk Soal : Praktik
Kelas : IX (Sembilan)
Alokasi Waktu : 45 Menit





Standar Kompetensi Uraian Indikator Soal Contoh Soal Nomor Soal
Lulusan
1. Melakukan Operasi dasar Komputer 1. Mengaktifkan komputer sesuai prosedur > Mengaktifkan komputer sesuai prosedur > Aktifkan komputer sesuai dengan prosedur yang benar ! 1

2. Mematikan komputer sesuai prosedur > Mematikan komputer sesuai prosedur yang benar > Matikanlah komputer sesuai dengan prosedur ! 8





2. Kemampuan Operasi Dasar Internet 1. Melakukan Browsing > Membuka program browser > Akseslah internet dengan menggunakan Browser (Internet Explore, Mozilla, Opera, dsb)! 2


> Mengetik domain dan Membuka situs > Bukalah salah satu Web yang memiliki fasilitas mesin pencari! 3



> Bukalah blog yang sudah anda buat sebelumnya ! 4






3. Melakukan Download > Melakukan proses pengambilan data > Pilihlah salah satu Website hasil pencarian yang berhubungan dengan informasi yang dicari! 5


dari internet (Save As, Copy dan > Melakukan proses pengambilan data dari internet 6


Download) sesuai dengan informasi yang kalian pilih (Save As,Copy atau Download)






4. Melakukan Upload > Melakukan proses upload data ke web > Uploadlah data yang sudah anda download dan anda benahi ke blog yang 7



sudah anda buat sebelumnya.
























































Mengetahui
Sleman, 08 Maret 2012

Kepala SMP Darul Hikmah Pakem
Guru Bidang Studi
















Dra. Hj. Sunarti, M.Pd
Eko Muryanto

Sabtu, 21 Januari 2012

Kerinduan
Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti
Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah
            Tentang Rindu
Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani
Biarlah ku nikmati kesunyian ini
Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini
Biarlah ku nikmati kehampaan ini
Mungkin air mata yang tulus
Akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta
Semoga kerinduan ini kan segera berakhir
Seiring ku dapatkan kerinduan baru yang lebih bermakna
Dan dapat membuat ku bahagia
          Puisi Rindu
Hari-hari ku sepi dan sunyi
Hanyalah kerinduan yang begitu mendalam kurasakan padamu
Saat aku hanya sanggup meneteskan air mata
Saat aku hanya sanggup tuk terdiam dan terkatub
Aku telah menahan rindu ini kasih
Bilakah kita bersua
                    Rindu
Awalnya ku tak sungguh2 mnyukaimu
kemudian sedikit demi sedikit
Ku mulai mnyayangimu
Tapi kini kau seperti
Semkin terasa jauh dariku
Tak tahu ku kenapa begitu
Seperti daun yang tertiup angin
Entah sanggup ku raih entah tidak
Aku merindukanmu
Sangat amat merindukanmu
Aku hanya bisa menuliskannya pada Selembar kertas putih yang bersih
Betapa ku merindukanmu
seperti ratusan liter air yang berada di pantai
seperti itulah rinduku padamu
                        Rindu
Segurat wajah sendu... Seuntai syair pilu...
Sepotong hati yang berbalut rindu..
Rindukan hadirmu, rindukan senyummu..
Tuhan di Surga.. trimakasih tlah kau Kirim
Dia yang sangat berarti
Untuk hidupku
Dia pelangi hatiku, warnai hariku...
Sepotong asa didada untuk tetap ada, takkan sirna
Kini... nanti... dan sepanjang masa.
Puisi Untuk Ibu

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…..

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….

Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…..

Jumat, 20 Januari 2012

Perjalanan Kehidupan

Mengusik-ngusik diangan-angan
Menerjang-nerjang ditengah badai
Hidup didunia tak semudah yang kita bayangkan
Butuh usaha dalam keyakinan

Dibawah terik matahari, kita bernaung
Ditengah badai kita mencoba bertahan
Dalam sebuah tekad dan keyakinan

Hidup bagaikan sebuah kapal yang berlayar
Kita tak akan pernah tau
Kapan diterjang ombak
Dan dihantam badai

Yang kita tahu
Hanyalah berlayar dan
Terus berlayar
Hingga sampai ke negeri impian
yaitu kebahagiaan

Yakinlah bahwa tuhan
Akan selalu ada
Di saat kita membutuhkan

Kesetiaan

Malam yang dingindi selimuti angin
dan gerimis mengundang sepi
Kala ini seorang gadis menanti
Kekasihnya dalam kesunyian kelam
Tapi entah mengapa..
Tenggelam dalam keheningan malam
Dan hujan pun tiba mengiringi sedih di hati
Seorang kasih tak jua datang
Membawa kehangatan, membekap
penuh harapan,
namun tetap membelenggu rindu
Hilang di telan gelap malam..
Hati gadis teriris kecewa
Janji terukir dalam di hatinya
menatap bintang sebagai saksi
bayang sang pujangga pun terlarut
dalam tangis tertahan sang gadis
penantian perih tak jua sirna
seiring hujan membasahi
tapi penantian tak kan berakhir seperti hujan
Karna kesetiaan tulus membungkus
Kekecewaan di hati..
Gerah Malam Ini

Angkuh meresap ke dalam darah
Membalut suara-suara tajammu yang becampur tawa kesinisan
Interupsi mu membunuh kata-kata ku
Jilbab ku goyang oleh getar emosi mu
Kopi ku mendingin di sisa-sisa malam kita
Kau bergetar mengeja kata
Dengan asap cerutu mu yang belum mati
Dengan minus kacamata mu yang berulang kali kau gerahi
Meluapkan rasa dingin

Dalam diam,
Kau berikan injeksi ke dalam imajiku
Sketsa tlah usai tuk bunuh bualan mu
Kau mulai kalut
Tapi aku hanya mainkan majas
Agar kau pahami malam sudah meranjak ke subuh

Sudahlah,
Akhiri saja debat kusir malam ini
Sarkasmeku tak menyentuh mu secuilpun
Aku sudah gerah...
Biarkan ku nikmati sajian yang hampir terlupakan
Merampas Mimpi

dan semua yang ku rangkai dalam satu malam
kini pecah, hilang dalam mimpi
senja yang tak lagi bermain di mataku
kaku jiwa yang terikat pada lelah
entah dari mana datangnya sebutir tawa
tapi itu tawa luka
hancur resah menusuk
aku tetap berlari mengejar pintu mimpi
tersandung...div class="fullpost">
terjatuh bergelimang doa-doa
ratap ku pada bulan yang tak lagi menari
menghiasi mimpi sang pemimpi
bukalah aku pintu mimpi
agar aku bisa menangis mencari air mataku yang hilang
itu mimpiku
jangan kau rampas lagi wahai tangan dengki
dingin panas aku meniti
perih dua telapak kaki
darah
darah mengalir deras di atas mimpi
jauh, masih jauh aku mencari mimpi ku
yang dulu sempat aku titip dalam satu malam
grimispun menangis tak berhenti
lari lagi luka
lesu bermain merangkak dan aku terjatu lagi
kali ini dua kaki lumpuh tak lagi menopang tubuh malang
bersama bayang kupu-kupu biru
menuntun ku
menggenggam jari-jari kebasku
sayap harap rindu
ku tabur doa di mimpi ku
semoga tumbuh subur bunga-bunga mimpi
indah bukan neraka mimpi
aku tersenyum rendah di celah kaki bukit mimpi
terlelap.
Guru

guru.......
Namamu yg begitu indah
Ingat selalu dirimu
Tulusnya engkau mendidik kami
Marah yg kadang engkau berikan padaku
Namun itu adalah kasih sayang mu
O...........guru
Vikiran mu yg kau berikan padaku
Ikat janjimu yg ku percaya
Alangkah baik nya engkau

Tanpa jasa mu tak akan pernah kulupakan...!!!!
Sahabat Sejati

Terima kasih atasmu
Karena kaulah yang menemaniku
Untuk menemui kekasihku
Terik matahari tak kau pandang
Hujan turun tak kau hiraukan
Hingga keringatmu bercucuran
Juga tak kau hiraukan

Sahabat, engkaulah sahabat sejatiku
Bersedia menemaniku setiap saat
Dan kau rela tidur dipinggir jalan
Demi temanmu ini
Maafkanlah temanmu ini
Karena aku kau tidur dipinggir jalan
Tanpa alas dan tanpa selimut
Namun aku tak tahu harus begaimana membalasmu
Sekali lagi terima kasih sahabatku

Malam Yang Luar Biasa

MALAM YANG LUAR BIASA
malam yang bagiku pengobat rindu
malam yang bisa mempertemukanku dengan daun keringku
malam itu pohon-pohon PAHALA KENCANA yang luar biasa
akan berjajar memagar di mulut gua
kemudian menunduk merukuk
malam itu di luar gua langit begitu telanjang
tak sehelai mega mendung menutupi
bintang-bintang benderang begitu seksi
semua begitu nyata
di balik punggung gua menghampar pasir-pasir pesisir yang berfikir
membaca kejanggalan yang ditetapkan
SEGARA berubah rasa
tak lagi garam menyengat
lidah mati tak mencicip rasa
semuanya tawar.

Rabu, 18 Januari 2012

'Anak' Dalam Celana



      Suatu ketika di pemberhentian sebuah Bis, naiklah seorang Ibu muda yang tengah hamil kurang lebih 5 bulan...
Namun Ibu muda ini merasa agak kesal setelah naik Bis tsb. karena Bis telah penuh...namun tiba2 ia punya ide >gmna klo dia minta kursi sama seorang Pemuda tanggung yg ada di dekatnya<
kemudian ia berkata kepada pemuda tsb.
" Boleh ga saya minta tempat duduknya Mas? kalo cuma saya sih ga apa2, tapi Anak dalam perut nie kasihan!!" katanya dengan agak manja dan sedikit memelas...
"Ehhhmmm" gumam si Pemuda tsb sambil berdiri memberikan tempat duduknya kepada si Ibu muda
tak lama kemudian Pemuda ini sambil berdiri dekat Si ibu muda menyalakan rokoknya. alhasil perbuatannya menuai protes dari si ibu muda
"Boleh ga Rokoknya dimatikan? kalo cuma saya sih ga apa2, tapi Anak dalam perut nie kasihan!!"
Dengan muka masam Pemuda tsb kembali memenuhi permintaan Si ibu muda ini sambil menggerutu dalam hati (uuuuggh sudah dikasih tempat duduk, ngelarang orang ngerokok lagi)gumamnya.
Tiba-tiba bis berhenti mendadak berhenti membuat seluruh penumpang tersentak & kaget termasuk Pemuda dan ibu muda yg sedang dalam cerita ini, gkgkgkgk
Saking tersentaknya si ibu muda tersebut sampai2 Daster yang ia pakai tersingkap hingga bagian pangkal pahanya. si pemuda meliat hal itu sebagai ajang balas dendam dengan berkata
Mbak, boleh gak tuh paha ditutupin!kalo cuma saya sih ga apa2, tapi Anak dalam celana nie kasihan!!"

Bu guru: “Andi..! coba kamu jawab, siapa itu Thomas Alfa Edison..?”
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”





Beda Cowok Ganteng Ama Cowok Jelek.

kalo cowok ganteng berbuat jahat
cewek-cewek bilang: nobody's perfect

kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek-cewek bilang: pantes...tampangnya
kriminal

kalo cowok ganteng nolongin cewek yang
diganggu preman cewek-cewek bilang: wuih
jantan...kayak di filem-filem

kalo cowok jelek nolongin cewek yang
diganggu preman cewek-cewek bilang:
pasti premannya temennya dia...

Kalo cowok ganteng pendiam cewek-cewek
bilang: woow, cool banget...

kalo cowok jelek pendiam cewek-cewek
bilang: ih kuper...

kalo cowok ganteng jomblo cewek-cewek
bilang: pasti dia perfeksionis

kalo cowok jelek jomblo cewek-cewek
bilang: sudah jelas...kagak laku...

kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: klop...serasi banget...

kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: pasti main dukun...

kalo cowok ganteng diputusin cewek
cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan
masih ada aku...

kalo cowok jelek diputusin cewek
cewek-cewek bilang:...(terdiam, tapi
telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke
bawah, liat dulu dong bentuknya)...

kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip
bule sih...

kalo cowok jelek ngaku indo cewek-cewek
bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot...

kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek-cewek bilang: perasaannya
halus...penuh cinta kasih

kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek-cewek bilang: sesama keluarga
emang harus menyayangi...

kalo cowok ganteng bawa BMW cewek-cewek
bilang: matching...keren luar dalem

kalo cowok jelek bawa BMW cewek-cewek
bilang: mas majikannya mana?...

kalo cowok ganteng males difoto
cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya
kesebar-sebar

kalo cowok jelek males difoto
cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat
hasil cetakannya ya?...

kalo cowok ganteng naek motor gede
cewek-cewek bilang: wah kayak lorenzo
lamos ...bikin lemas...

kalo cowok jelek naek motor gede
cewek-cewek bilang: awas!! mandragade
lewat...

kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas
cewek cewek-cewek bilang: ini baru cowok
gentlemen

kalo cowok jelek nuangin air ke gelas
cewek cewek-cewek bilang: naluri
pembantu, emang gitu...

kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek-cewek bilang: let me be your
shoulder to cry on

kalo cowok jelek bersedih hati
cewek-cewek bilang: cengeng
amat!!...laki-laki bukan sih?

Kalo cowok ganteng baca e-mail ini
langsung ngaca sambil senyum-senyum
kecil, lalu berkata "life is beautifull"

kalo cowok jelek baca ini,
Frustasi, ngambil tali jemuran, trus
triak sekeras-kerasnya.


alhamdulilah namanya

alkisah pada tahun 2000, di kota malang ada seseorang yang memelihara kuda mulai kecil. Nama kuda itu adalah alhamdulilah, kuda itu sangat penurut, apa bila di panggil langsung datang, kalau di suruh berjalan , tinggal ucab alahamdulilah langsung tancap, kalo mau berhenti tinggal ucap astaufirloh,langsung berhenti. mungkin karna di rawat sejak kecil dan latihan yang rutin. pada saat di taman bunga di daerah tretes, dia bertemu dengan temannya. " askum.... gmn kabarnya, kudanya bagus bangeeet.."? "baik... ia nie kuda penurut, tinggal ucab hamdalah dia akan berangkat, dan kalau mau berhenti tingal ucab istifar". " aku boleh nyobak gak" " ohh.. monggo..." sang teman mulai mengucabkan hamdalah untuk menjalankannya. "alhamdulilah berangkatlah kuda" dia merasa bosan karna kudanya jalannya terlalu pelan, dia memukul kuda supaya berjalan lebih cepat ,tapi belum brhasil juga, sampai sampai dia memukul dan mengucapkan alhamdullah dengan keras. "PLAK..... ALHAMDULLLIILAHH......" kua itu berjalan dengan cepat ,sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam , karna sangat gugub orang itu lupa kata-kata untuk memberhentikannya, semua kata-kata keluar dari mulutnya. "ALLAH'.kuda belum berhenti. "ROSULALLAH." kuda itu masih belum bisa berhenti. " INALILAH." kuda itu masih tak mau behenti. Dia sudah putus asa , dia mengucapkan istifar untuk yang terakhir kalinya. " ASTAUFIRLOH." Tiba-tiba kuda itu berhenti pas di depan jurang itu, orang itu sangat senang, dia mengucapkan puji syukur kepada Allah. "Alhamdulilah ya Allah kau masih menolongku". karna ucapanya itu, kuda tiba-tiba berjalan dan....dan ,,.. pembaca pasti tau apa kelanjutanya? AYO APA???

Orang Arab, Jawa, ama Amerika

    Ada orang jawa(bejo), orang arab(Hasan), dan orang amerika(Jack). Mereka bertiga naik pesawat bersama-sama. Pada saat setelah makan siang, jack mengeluarkan uang 100 US dollar, digunakan untuk membersihkan mulut, lalu dibuang. Bejo kaget bukan main. "Kenapa kamu buang duit 100 dollarmu itu?" tanya bejo. Jack menjawab," Amerika kan kaya, masih banyak dollar.". Lalu bejo melirik ke Hasan. Hasan mengeluarkan minyak wangi yang masih baru dan penuh, menyemprotkanya ke dada sedikit, lalu dilempar ke luar pesawat. Bejo kaget lagi," Lho!!?? Kenapa kamu buang tuh minyak? kan isinya masih banyak?" tanya bejo. Hasan menjawab," Arab kan kaya, masih banyak minyak! malah bagi orang2 sana, air lebih berharga dari minyak!" jawab Hasan. Lalu bejo tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi disampingnya ke luar pesawat. Kali ini Hasan dan Jack yang jantungnya nyaris copot." Lho!!?? kenapa kamu buang orang betawi tadi?? Kan kasihan?" tanya Hasan. " Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup disana." Jawab Be
Pesawat TNI sialan!

     Sebuah Pesawat TNI terbang tidak seimbang karena kebanyakan muatan. "Buang beberapa barang" perintah komandan. mereka membuang pistol."Lagi!" lalu mereka membuang sniper."Lagi!" lalu mereka membuang rudal. Akhirnya pesawat dapat dikendalikan kembali. Saat mereka naik mobil, mereka melihat anak kecil menangis."Dik, kenapa menangis?" tanya seorang tentara. "Aku kejatuhan pistol."kata anak tersebut. Lalu mereka melihat anak yang menangis lebih keras."Dik, kenapa menangis?" tanya tentara lain."Aku kejatuhan sniper" kata anak tersebut. Lalu mereka melanjutkan perjalanan dan melihat anak lagi. Kali ini dia tidak menangis. Si anak malah tertawa."hahahahaha" tawa anak itu."Dik, kenapa tertawa? apa yang lucu?" tanya komandan. "Tadi aku bersin dan rumah itu meledak" kata anak tersebut.

cerpen lucu nui


Ada seorang preman yg sangat sekali jahat suka mencuri
, memperkosa, meminum-minuman keras. suatu hari dia bertemu seorang ustad dan berkata"pak ustad... 
saya ini preman, saya tahu dosa saya banyak namun, saya tidak yakin saya akan mampir ke neraka" ucapnya angkuh.                   
"loh kenapa anda tidak yakin ?..." tanya sang ustad bingung.
" karena saat saya melewati jembatan shirathall musthakim karena neraka letaknya dibawah surga pada saat malaikat melempar saya dan sangat benci dengan tingkah laku saya, mereka terlalu kencang melempar dan akhirnya nerakanya kelewatan dan saya malah masuk

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Kalau punya gigi ompong
cepat cepat ke dokter gigi
kalau jadi anak sombong
pasti nanti jadi rugi.

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

   Anak-anak main layang-layang
   Layang-layang melayang di langit biru
  Aku sedang santai sayang
  Dan menunggu dirimu

Anak-anak main layang-layang
Layang-layang melayang di langit biru
Aku sedang santai sayang
Dan menunggu dirimu

Sahabat :
Anak-anak lari ceria
Sedang bermain layang-layang
Pacarku memang sagat setia
Pada dirimu kumakin sayang


Bermain ditanah lapang
Angin meniup kencang
Benarkah yang kau kata sayang
Padamu aku juga makin sayang

Sahabat :
Naik pohon mangga dipetik
Tapi pilih yang sudah matang
Memang banyak gadis yang cantik
Tapi Anisayu paling kusayang

Anisayu :
Pohon mangga lebat sekali buahnya
Ada yang matang ada juga yang belum
Demikian kau memuji diri saya
Padamu aku manis tersenyum

Sahabat :
Naik pohon jangan buru-buru
Kalau mau ambil layang-layang
Gara-gara senyum manismu itu
Membuat hatiku mabuk kepayang


Panjat pohon ambil layang-layang
Jangan lupa hati-hati
Pujianmu membuat anganku melayang
Bisa-bisa padamu aku makin jatuh hati

Sahabat :
Anak kecil mandi di kali
Berguarauan riang gembira
Kalau engkau jatuh hati
Biar aku yang menerimanya

Anisayu :
Jalan-jalan sore ke taman bunga
Tiba-tiba turun hujan
Senang hatiku kau terima
Tapi takut kau permainkan

Sahabat :
Jalan-jalan sore ke taman bunga
Bergandengan tangan bermesraan
Kalau hati ini telah menerima
Mana mungkin kupermainkan

Taman bunga indah menawan
Segarnya dilihat mata
Apa yang bisa kau buktikan
Bila hatimu benar-benar menerima

patah hati



Burung dara burung merpati
Terbang tinggi melayang-layang
Sudah lama aku menanti
Kekasih hati tak kunjung datang


Kuda kepang menari-nari
Berputar-putar memakan kaca
Duhai sayang pujaan hati
Hati tak sabar ingin berjumpa

Anak kera mencuri pisang
Dikejar kakak lari ke hutan
Aku kira pacarku datang
Ternyata cuma situkang koran

Burung bangau kakinya panjang
Mencari ikan dipinggir kali
Jangan risau kasihku sayang
Aku takkan mendua hati

Ombak menggulung menerjang layar
Kapal kandas di atas karang
Duduk termenung pikiran gusar
Cintanya kandas diambil orang




by;piyanx

Senin, 16 Januari 2012

KEMARAU


Tiada ranting yang rimbun
daun pun berguguran
mata air pun kering
tiada titik embun turun
saat itu, kemarau yang datang
hati gersang dan berdebu
curah hujan tiada turun
membasahi jiwa ini
tiada pohon yang rindang
tempat berteduh diri
air mata pun kering
suara hati pun membisu
saat itu, kemarau yang datang
cita hati trasa sendu
cahya mentari trasa panas
menyinari jiwa ini
Kapankah mendung
datang mengalun
mengusir kemarau kali ini
tapi sabarlah diri menanti
pasti kemarau pergi berganti
MISTERI CINTA


Katakanlah segalanya
semua yang masih tersembunyi
di antara kita berdua
lupakan saja duka lara
biar kulihat lagi senyummu
yang seindah langit merah
Kasih, mengapa, apa yang terjadi
matahari pun tiada berseri
Hanya, bila kau mengerti
arti cinta yang sejati
tiada guna bersedih
memang, kusadari kini
cinta adalah misteri
di dalam hidup ini……
kemanakah harus ku pergi
mencari seteguk air sejuk
penawar haus dan dahaga
di saat cinta t’lah menghilang
dalam cita-cita dan realita
yang membiru di hatiku
HARUSKAH AKU BERLARI


Kian terasa asing diri ini
di antaramu yang dulu pernah
kubanggakan
harapan yang pernah tercipta
kini seakan sirna
dan resah pun kian menggoda
Reff:
Haruskah diri ini
menjerit dan berlari
mengejar dirimu yang
kian jauh melangkah
atau ku harus lari
dari kenyataan ini
memendam cinta dan
coba melupakanmu
kian terasa menggoda bayangmu
di dalam jiwa
bila diri ini mencoba
melupakan dan mengubur segala
kenangan indah
yang t’lah kita bina bersama

Kamis, 05 Januari 2012

Sebaris nyanyian dari ibu


Ibuku malang ibuku tersayang…

Tatap matamu Satu,

 seakan kasih sebening kaca.

Masa-masa duka,

Kau bangkitkan gaya jua

Dalam mengarungI gelombang samudra hidup ini.

Nasib tiada pernah kau ratapi

Kau terima dengan tabah

Kehidupan ini kau anggap bagai menggarap sawah

Dengan keringat sendiri kau tanamkan rasa harga diri.





Nyanyian itu tak akan pernah terlupakan olehku. Nyanyian yang mengingatkan aku akan ibu yang telah melahirkan aku dan membesarkanku hingga aku menjadi seperti ini. Aku sangat bersyukur karena aku mempunyai seorang ibu yang berhati mulia, yang setiap malam selalu mengantar aku tidur sambil menyanyikan lagu itu, menasehati aku, memberikan aku pujian dan membuat aku bangga padanya karena ketabahan hatinya. Meskipun sering kali aku membuatnya kecewa tapi ibu tak pernah sedikitpun membesarkanya. Dia tahu bagaimana yang seharusnya dia lakukan untuk memberiku semangat ketika aku merasa terpuruk, patah hati dan hilang kendali. Ibu adalah teman yang selalu mengisi hariku dan tempat berlabuh dimana semua kekesalan ku terobati. Ibu, aku rindu padamu...kapan kau akan menyanyikan lagu itu lagi? Kapan kau akan menjaga aku ketika aku tengah sekarat, dikala tak mampu untuk menyuap makanan. Kaulah penolongku ibu. Aku rindu semua itu. Biar sedewasa apupun diriku, jika berada di dekapmu aku merasa diriku seperti sepuluh tahun yang lalu. Merengek, manja dan selalu ceroboh.

Akhir-akhir ini, Aku tahu kau merasa  terkekang dengan sikap ayah, merasa dihianati, merasa tak dihargai. Aku tahu kau sangat prustasi. Sering kali dalam keluarga kita terjadi percecokan dan semua kesalahan selalu dilimpahkan padamu. Kau menerimanya dengan lapang meskipun kau tahu sendiri kalau itu bukan kesalahmu. Ayah tak tahu apa-apa tentang kasih sayang yang kau berikan kepada kami. Dia hanya bisa menuntut dan menuntut agar kita menuruti semua kemauannya dan jika tidak, kitalah yang dianggap tak tahu berterima kasih atas nafkahnya. Kau tak pernah menyadarinya ibu, sehabis kau dan ayah bertengkar, aku tak pernah absen mengintipmu yang sedang menangis termangut-mangut dan kau sesekali menyalahkan dirimu sendiri. Ketika aku mulai terhanyut oleh tangisanmu, tanpa aku menyadari air mataku ikut menetes. Setitik, dua titik hingga mataku sembab.

Tak berakhir di situ. Semua orang mengejekmu, menghinamu karena kau dianggap tak berhasil dalam mengurus keluarga, karena kau disebut-sebut sebagai wanita jalang dan materialistis. Padahal mereka tidak tahu apa-apa. Mereka hanya pandai membuat masalah baru tanpa mengintropeksi diri mereka terlebih dahulu. Aku jadi geram mendengar kata-kata mereka. Kalau saja mereka bukan keluarga dekat kita, ingin rasanya aku menghantam dan menjahit mulut mereka agar berhenti membuat gosip yang tak sedap mengenaimu. Bukanya aku tak berani membelamu, hanya saja mereka terlalu tua, dan bukankah ibu pernah menasehatiku, ”kalau ada orang yang berbuat nggak baik terhadap kita, kita harus diamkan karena karma masih berlaku di muka bumi ini Ka.” dan aku sangat, sangat menghargai nasehatmu itu.

Itu bukan sekali, dua kali kau mendapat perlakuan tidak baik dari mereka. Mereka memang nggak punya perasaan Bu, dan yang terakhir kau di fitnah berselingkuh hingga terjadi percecokan yang paling hebat dari yang sebelumnya. Sebegitu tak tahannya dirimu atas ketidakadilan tersebut, kau terpaksa pergi meninggalkan aku dan Deddy. Kau pergi tepat pada saat aku terjaga oleh mimpi meskipun tanpa nyanyian itu. Kau pergi pada tanggal 17 januari 2010, pukul empat ketika fajar belum tampak dari wajah bumi. Kau pergi dengan membawa luka serta kesedihanmu. Padahal tujuh hari sebelumnya, kita baru saja melangsungkan pesta ulang tahunmu yang ke-38.

Aku bingung mencarimu ibu. Aku mencoba untuk menghubungi kerabat dekat, kerabat jauh bahkan temanmu. Bertanya dimana kini kau berada, tapi mereka sama sekali tak mengetahuinya dan balik menanyaiku. Aku menangis ibu, dan kau tak tahu seberapa besar kekawatiranku dan Deddy yang begitu panik mencarimu kemana-mana. Seakan-akan kami berdua baru saja kehilangan jiwa kami, aku merasa tubuhku kosong, nafasku terasa berat. Berhari-hari aku mengingat dan memikirkan keadaanmu. Aku takut kalau sakit yang kau derita kambuh lagi karena kau tak akan mampu melangkah  jika sakit itu kambuh. Aku takut jika aku tak bisa menemuimu lagi dan mendengarkanmu menyanyikan lagu itu untukku.

Bu saat itu tak ada lagi sandaran buat aku untuk bercerita. Tak ada lagi orang yang bisa aku percaya. Ayah terlalu sibuk dengan masa dudanya, adik juga, mereka hanya sibuk dengan diri mereka sendiri. Akulah kini yang bertanggung jawab, mengerjakan segala sesuatu di rumah. Ibu, sekarang  aku tak bisa menikmati masa remajaku, itu semua karena tanggung jawabku yang tak bisa aku tinggalkan. Kerap kali aku jadi stres karena aku harus membagi waktuku antara kuliah dengan kerjaan. Aku juga tak pernah dihargai oleh mereka. Aku selalu saja dianggap tak bisa membuat mereka bangga, padahal mereka tahu sendiri bagaimana letihnya aku karena memikul beban ini sendirian.

Ibu andai saja ada dua pilihan, satu-satunya yang kupilih adalah ikut bersamamu, andai saja wanita Bali bebas memilih adat, aku yang pertama kali yang akan ikut adatmu, asalkan aku tetap berada di dekatmu, mendengarkan nyanyianmu, itu sudah membuatku merasa nyaman.

Sekali lagi aku ingin mendengarkan nyangiann itu ibu. Jika kita dipertemukan kembali, aku ingin kau nyanyikan lagu itu lagi untukku seperti sepuluh tahun yang lalu di saat aku masih merengek-rengek dan selalu minta  kau rangkul.

Cerita Cinta Sejati - Selamanya




      Pagi menjelang. Titik-titik embun masih menempel lekat di kaca jendela kamarku. Udara yang begitu dingin memeluk erat tubuh ini. Rasaya aku ingin tetap berada di balik selimut ini untuk mengindari dinginnya udara pagi ini. Jujur, aku memang paling tidak suka dengan bangun pagi, terlebih saat weekend ingin rasanya seharian aku menghabiskan waktuku di dalam kamar.



            Pagi ini aku terbangun bukan karena jam wekerku berbunyi atau bukan karena bibi Naimah membangunkanku tapi, aku terbangun saaat lagu heavy metal terdengar nyaring dari kamar sebelah. Sejak beberapa hari ini, lagu-lagu heavy metal itu sering membangunkanku bahkan juga sering mengganggu waktu luangku yang sebagian besar aku gunakan untuk menciptakan lagu. Ya, aku memiliki hobi untuk menciptakan lagu.



            O ya, kenalin namaku Sandi, aku baru duduk di kelas XII SMA. Aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Orangtuaku tinggal di Surabaya, sedangkan aku, tinggal di Bandung lebih tepatnya nge-kost di rumah temen papaku, Om Herman. Awalnya aku gak mau ngekost di rumah ini tapi, setelah dipikir-pikir ada enaknya juga, selain Riko – anak sulung Om Herman – umurnya sepantaran denganku, Riko juga satu sekolah denganku.

          

***



            Kusibakkan selimut yang menindih tubuhku semalam ini. Aku mengusap mataku beberapa kali untuk memperjelas penglihatanku. Lalu, aku melangkahkan kakiku yang begitu berat meninggalkan kamar tidurku. Aku keluar kamar tidur bukan untuk mencuci muka atau apa, tapi aku ingin memperingati orang sialan yang ada di sebelah kamarku. Ya, aku ingin memeberi peringatan untuknya agar tak lagi memutar lagu heavy metal di pagi-pagi seperti ini. Bukannya aku gak suka sama aliran lagu ini tapi, siapa sih yang gak terganggu kalo enak-enak tidur lalu ada yang muter lagu heavy metal dengan volume yang begitu kencang?



            ”Berrkk!!! Berrkk!!! Berrkk!!!” aku mengetuk pintu kamar dengan keras.

            Setelah aku tunggu beberapa saat, tak ada reaksi dari dalam kamar, lalu aku kembali mengetuk pintu itu dengan keras namun  masih saja tak ada tanggapan. Hingga akahirnya, aku mencoba menekan ganggang pintu dan rupanya pintu tak terkunci. Tanpa permisi aku langsung membuka pintu itu dan masuk ke dalam kamar tersebut. Gila deh. Begitu masuk telingaku benar-benar tak kuat dengan suara lagu heavy metal yang begitu nyaring itu. Di dalam kamar, tak ada seorang pun berada di sana, sehingga aku leluasa untuk mematikan tape recorder yang ada di pojok kamar tersebut. Sambil memperhatikan isi kamar, aku berjalan menuju tape recorder itu berada. Aku benar-benar heran, dengan wall paper dan pernak-pernik kamar yang serba pink dan girly abis, kok bisa-bisanya sih pemilik kamar ini suka dengan lagu heavy metal. Heran : mode on.

            ”Heh, ngapain lo di kamar gue? Mau maling lo?” tuduh seorang cewek berdiri di pintu kamar sambil membawa semangkuk mie rebus.

            Aku yang kaget langsung menoleh ke arah cewek tersebut. Aku langsung memasang tampang dingin padanya.

            Cewek itu mengalihkan pandangannya pada tape recorder yang ada di sebelahku, ”Jadi elo yang mematikan tape recorder gue?” tanyanya agak emosi lalu masuk ke dalam kamar menghampiriku.

            ”Iya, gara-gara musik lo yang kampungan itu, pagi-pagi gini gue udah bangun. Gue ingetin ya, sekali lagi lo muter lagu sekenceng-kencengnya kayak pagi ini, gue gak akan segan-segan ngehancurin tape recorder lo!” ancamku.



            “Oya? Berani lo?”

            “Jangan pikir gue takut sama lo!” jawabku dingin kemudian berjalan meninggalkannya.

            Aku menghentikan langkahku saat akan keluar dari pintu kamarnya, ”Satu lagi, jangan pernah update status yang isinya nyinggung ataupun ngejelek-jelekin gue lagi, kalo elo ngulang sekali lagi, liat aja ntar siapa yang akan lebih malu.” ancamku lagi.



            Cewek itu menganga heran, ”Dari mana lo tahu semua itu?”

            ”Heh... itu gak penting! Yang penting gue udah ngingetin lo dan lo harus inget pesan gue itu!” kataku kemudian berjalan keluar dari kamarnya.



***



            Lima belas menit sebelum berangkat, aku sarapan pagi di ruang makan bersama Riko. Pagi itu, suasana ruang makan itu tak seramai biasanya. Hanya ada aku dan Riko yang sibuk menyantap sarapan pagi hari ini.



            ”Keysa mana, Rik? Gak masuk hari ini?” tanyaku di sela-sela acara sarapan.

            “Oh....” kata Riko sambil berusaha mengunyah nasi yang memenuhi mulutnya agar leluasa untuk bersuara, “Keysa udah berangkat tadi pagi, katanya sih mau ngeberesin PR-nya,”



            “Oh....” ucapku sambil menggangguk lalu meneruskan memakan nasi goreng yang ada di hadapanku.

            Riko memperhatikanku, “Kok gak tanya si Angel?”

            ”Buat apa tanya tuh cewek?”

            ” Hahaha, uhuk... uhuk... uhuk....” Riko tertawa lebar lalu tersedak.

            Aku tersenyum senang melihat Riko tersedak, ”Syukurin lo!”

            ”Eh, kenapa sih lo gak suka banget sama si Angel?” tanya Riko setelah meminum air putih.

            ”Masa dari dulu elo gak ngerti sih, Rik? Elo udah lupa dengan kejadian di acara ulang tahun si Renata? Atau elo juga sudah lupa dengan tragedi 27 November?” jawabku mengingatkan Riko pada momment yang gak pantas untuk diingat dengan Angel, si dark Angel!!!





            “Iya, gue tahu itu San. Tapi, apa sulitnya sih memaafkan Angel? Bayangkan aja, sekarang elo tinggal satu rumah dengan dia, otomatis elo ketemu dengan si Angel tiap waktu. Belum lagi kamar lo bersebelahan dengan dia, masa elo gak mau berdamai sama dia?”

            “Gak ada kata damai buat gue dan dia. Sekali benci gue tetep benci sama tuh cewek,”

            “Hahaha hati-hati, kata orang benci awal dari cinta,”

            “Tapi, buat gue benci adalah awal dari perang dunia,” jawabku cuek.

            “Terserah lo deh,”





            “O ya, besok gue bakal ke rumah nenek gue di Medan, mungkin gue di sana sekitar seminggu,” Riko mengalohkan pembicaraan.

            “Keysa juga ikut?”

            “Iya, mungkin nanti malam gue dan Keysa udah berangkat ke Medan. So, lo jaga rumah ini ya! Jangan sampe ada barang-barang yang hilang,”

            “Iya, gue akan haga rumah ini baik-baik. Santai aja,”

            “Satu lagi, gue titip Angel juga,” tambah Riko sambil mengangkat piring dari meja lalu beranjak menuju dapur.

            “Kalo Angel gue gak janji deh!” seruku.







***



            Malam ini benar-benar sepi tak seperti biasanya. Aku tak lagi mendengar suara keras dari Riko dan Keysa yang selalu saling ejek setiap kali kami berempat (termasuk Angel), menonton DVD atau televisi bersama. Riko dan Keysa sudah pergi menuju bandara sejam yang lalu. Belum lagi hujan lebat yang turun sejak setengah jam yang lalu, benar-benar membuatku kesepian. Meski di rumah ini hanya tinggal aku, Angel dan bi Naimah tapi sama saja rumah ini sepi. Apalagi hubunganku dengan Angel yang tak rukun, yang semakin membuatku merasa hanya tinggal sendiri di rumah ini. Di tengah derasnya hujan yang turun itu, aku menyalakan laptop sambil mendengarkan lagu-lagu ciptaanku. Ingin rasanya aku mengupload ke internet tapi, aku takut banyak pihak yang mengklaim lagu ciptaanku menjadi lagu mereka.





            ”Tteett!!! Tteett!!!” bel rumah berbunyi.

            ”Bi naimah, ada tamu!!!” teriakku.

            Beberapa saat kemudian bel rumah kembali berbunyi, sepertinya bi Naimah tak juga membuka pintu rumah.

            ”Bi Naimah ke mana sih?” ujarku sambil bangkit keluar kamar membuka pintu rumah.

            ”Ttteett!!!” bel rumah kembali berbunyi.

            Aku segera membukakan pintu rumah. Betapa kagetnya aku saat aku tahu siapa seseorang yang sejak tadi memencet bel rumah itu. Ternyata orang tersebut adalah Angel, cewek yang bagiku sangat menyebalkan. Kulihat Angel menggigil kedinginan dan badannya basah kuyup. Ada apa dengan Angel?





            ”Elo?”

            Angel berlari menuju kamar mandi. Aku sesegera mungkin menyusulnya tapi, Angel sudah masuk ke dalam kamar mandi.

            ”Ngel, elo gak pa-pa kan?” tanyaku dari balik pintu kamar mandi.

            ”Gue gak pa-pa,”

            ”Ya udah, abis ini gue tunggu lo di ruang makan,” ucapku.





            Setelah itu aku menuju dapur untuk membuatkan Angel teh hangat. Aku jadi ingat pada mamaku yang selalu membuatkan aku teh hangat bila aku kehujanan atau sedang kedinginan. Selama di dapur, pikiranku selalu teralihkan pada Angel. Entah kenapa aku tak tega melihat cewek mungil itu kedinginan dan basah kuyup seperti itu. Tapi, jujur aku akui aku masih sedikit sebal jika mengingat perbuatan tak menyenangkan yang banyak ia lakukan padaku. Mulai dari ia mengejekku kampungan di depan teman-teman Renata saat ulang tahun Renata beberapa bulan yang lalu dan kejadian 27 November di mana Angel benar-benar mempermalukan aku lagi di depan teman-teman sekolahku karena ia tak terima aku mengejek Sintia – sahabatnya – padahal si Sintia dulu tuh yang mulai. Aku gak akan bisa melupakan kejadian menyebalkan itu. Sungguh.





            Eh, ngomong-ngomong bi Naimah kemana sih? Dari tadi aku cari gak ada di rumah. Seusai membuat teh hangat, aku duduk di ruang makan. Aku memandangi roti tawar dan selai yang ada di atas meja. Aku menoleh ke arah jam dinding yang berada di atas kulkas, jarum panjang menunjuk ke angka enam dan jarum pendek menunjuk ke angka sepuluh. Sudah hampir lima belas menit Angel tak menampakkan dirinya sejak masuk ke dalam rumah. Tak lama berselang, Angel datang menemuiku di ruang makan. Rambutnya masih basah, ia juga terlihat lucu dengan menggunakan baju tidur. Meski sudah hampir setahun aku tinggal dengan dia, baru kali ini aku melihat Angel memakai pakaian seperti itu.





            Aku tersenyum melihat penampilannya itu.

            Angel menatapku heran, “Kenapa? Ada yang salah?”

            “Nggak kok. Ayo duduk!”

            Angel mengambil posisi tepat di depanku, “Ada apa lo nyuruh gue ke sini?”

            “Gue cuma mau tanya, elo dari mana aja sampe basah kuyup seperti tadi?”

            “Heh, ngapain lo nanyain hal ini? Udah mulai peduli sama gue, lo?”

            Aku terheran-geran mendengar jawabannya, “Hei, Dark Angel! Selama lo masih ada di rumah ini, gue punya tanggung jawab buat ngejaga lo meski gue jujur gak suka sama lo! Kalo aja Riko gak nyuruh gue untuk ngejaga lo, mungkin gue udah ngebiarin lo!”





            ”Jangan ngeles deh lo!” katanya lalu memberi senyuman sinis.

            ”Heh, Ngel sejak ngeliat lo kedinginan dan basah kuyup, gue udah mulai bersimpati pada lo tapi, setelah gue tahu ternyata elo emang keras kepala rasa simpati itu udah hilang! Gue heran kenapa sih elo tuh suka bikin gue kesal?”





            ”Itu semua gue lakukan karena elo duluan yang mulai,”

            ”Gue???”

            ”Iya, elo yang mulai! Gara-gara lo, persahabatan antara gue, Nindy dan Lia hancur!”

            “Apa? Gara-gara gue? Apa hubungannya dengan gue?”

            “Kalo boleh jujur, sejak gue masuk sekolah lo, persahabatan kita mulai merenggang karena Nindy dan Lia sama-sama naksir lo, sejak saat itu gue mulai benci sama lo!”





            “Kenapa lo nyalahin gue? Seharusnya elo nyalahin kedua sahabat lo yang gak bisa menyelesaikan masalah ini. Satu lagi, elo sama dengan kedua sahabat lo, cemen. Cemen karena bisanya nyari kambing hitam aja sebagai sumber masalah.”

            ”Stop! Gue gak mau ribut lagi dengan lo!”

            “Beruntung lo masih cewek, kalo nggak, jangan harap lo bisa melihat dunia lagi!” seruku kemudian berlalu meninggalkan Angel.

          

***



            “Mas, Sandi!” seru bi Naimah mengetuk pintu sambil memanggil namaku.

            Aku mengusap mataku yang terbangun dari tidur. Aku lirik jam wekerku, jam setengah dua pagi. Ada apa bi Naimah jam segini bangunin aku? Aku langsung beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

            “Ada apa, Bi?” tanyaku dengan suara berat.



            Bi Naimah terlihat sangat panik, ”Aduh, Mas Sandi tolongin Mbak Angel, Mas!” pinta bi Naimah.

            ”Ada apa, Bi?”

            ”Aduh, Mbak Angelnya demam, Mas. Badannya panas, pucat,” ucap bi Naimah.

            Aku langsung menuju kamar yang pintunya terbuka lebar. Di kamarnya, Angel terlihat menggigil hebat, badannya panas benget dengan butiran keringat di dahinya, ditambah lagi wajahnya yang sangat pucat. Poor you, Ngel!



            ”Angel, elo kenapa?” tanyaku sedikit panik.

            ”Kak Sandi....” ucapnya lirih tak terasa air matanya menetes.

            ”Elo kenapa sampai demam begini?” tanyaku lagi. Angel menggelengkan kepalanya.

            “Bi Naimah, buatkan air hangat untuk kompres ya! Terus, ambilkan kotak P3K yang ada di ruang tengah!” suruhku pada bi Naimah.





            “Iya, Mas.” Ucap bi Naimah kemudian meninggalkan aku dan Angel.

            ”Kak, thanks udah baik sama aku,” ucap Angel lirih.

            ”Iya, Ngel selama gue ada di sini lo yang tenang! Gue akan merawat lo,”

            “Kak, maafin aku karena sudah banyak bikin Kak Sandi kesal.”

            Aku tersenyum senang mendengar kata maaf dari mulut Angel, “Iya, kakak maafin kok.”

            “Sekarang kamu yang tenang ya, sebentar lagi minum obat, biar mendingan.”

            Angel menggenggam tanganku, ”Kak, sekali lagi maaafin aku ya!”



***



            Hari ini, jam tujuh pagi aku sudah bersiap-siap untuk sekolah. Sudah hampir lima belas menit aku merapikan penampilanku. Bagiku, penampilan adalah yang utama karena orang lain akan menilai kita melalui penampilan pertama kali kita ketemu. Seusai merapikan rambut, aku keluar kamar. Ku lihat pintu kamar Angel terbuka lebar. Aku jadi ingat betapa paniknya aku semalam melihat keadaan Angel yang begitu mengkhawatirkan. Entah apa yang ada dipikiranku, aku melangkahkan kakiku menuju ke kamar Angel. Aku melongokkan kepalaku, kulihat di dalam kamar tak ada seorangpun di sana.





            ”Angel dimana?” pikirku.

            ”Mas, Sandi sarapannya sudah siap!!” teriak bi Naimah dari ruang makan membuyarkan pikiranku tentang keberadaan Angel.

            Tanpa menjawab teriakan bi Naimah, aku langsung berjalan menuju ruang makan. Ku lihat telur mata sapi begitu bulat bertengger lezat di atas nasi goreng buatan bi Naimah. Aku mengambil posisi tepat di hadapan sarapan pagiku. Saat aku hendak memulai sarapan, mataku menangkap sebuah buku catatan berwarna pink tergeletak di atas meja makan. Tanpa tahu siapa pemiliknya, aku sudah mengetahuinya. Mataku menyisir ruang makan, kulihat tak ada Angel di sini. Hingga akhirnya, tanganku meraih buku tersebut.

            ”O ya, Mas Sandi, barusan mbak Angel sarapan dan katanya hari ini dia mau sekolah,”      ”Sekolah? Memangnya Angel sudah sembuh total?” tanyaku heran.





            ”Tadinya, bibi juga berpikir begitu, Mas. Tapi, mbak Angel bilang kalau hari ini dia harus sekolah, katanya sih ada acara penting di sekolah. Kalo ndak salah mbak Angel ikutan lomba musik Mas, bi Naimah aja dijanjiin traktir kalo mbak Angel menang, katanya sih mau ditarktir makan bakso,”

            ”Angel ikutan acara musik? Maksudnya, lomba cipta lagu remaja? O ya? Gue baru tahu kalo tuh anak bisa bikin lagu,” kataku dalam hati.





            Aku kembali mengalihkan perhatianku pada buku catatan atau lebih enaknya dibilang buku diary yang sudah berada di tanganku. Aku mulai membuka halaman pertamanya, kulihat tulisan  Angel Fairy Diana terukir indah di sana. Hingga aku tergelitik untuk kembali membuka ke halaman berikutnya secara acak. Aku baru tahu, ternyata diary itu bukan berisi catatan harian seperti biasanya tapi, berisi kata-kata ”pujangga” yang Angel tulis. Sampai akhirnya, jariku berhenti di halaman terakhir.

                ”Aku tahu ini karma, sejak dulu aku takut akan datangnya karma. Hingga akhirnya hari ini aku menemui karmaku, karma dimana aku tak hanya ingin mencintai orang yang kubenci tapi, karma dimana aku juga ingin dia mencintai aku,”

          

***



            Sekitar jam sepuluh pagi, auditorium sekolah begitu ramai. Hampir semua siswa SMA 29 Bandung memenuhi ruangan ini. Tak hanya siswa SMA 29,  bahkan beberapa siswa dari SMA lain juga datang untuk menyaksikan final lomba cipta lagu remaja ini. Aku dan Denis celingukan saat memasuki auditorium sekolah ini. Mataku menyisir hampir semua ruangan auditorium untuk mencari tempat yang pas agar bisa menyaksikan penampilan para peserta lomba dengan leluasa. Kulihat ada deretan bangku kosong dekat panggung, aku menarik tangan Denis menuju tempat kosong tersebut.





            Hampir satu jam lamanya beberapa peserta menyanyikan lagu ciptaannya. Selama perlombaan berlangsung, aku tak sabar untuk menyaksikan penampilan Angel. Bukan lantaran aoa-apa, aku tak sabar karena aku ingin menyaksikan ia bernyanyi, hal yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sempat terpikir dibenakku, Angel akan membawakan lagu heavy metal, genre muik favoritnya.





            ”Oke itulah tadi finalis nomor tiga belas yang menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul Life, Love and Leave. Beri applause dulu dong, buat Reza Hendra dari SMA 14.” ucap Uyang yang menjadi host acara tersebut.





            ”Selanjutnya kita panggilkan peserta kita yang ke empat belas, Angel Fairy Diana yang berasal dari SMA 29, beri tepuk tangan dong buat Angel!” kata Dani.

            ”Angel?” aku langsung menolehkan kepalaku ke arah panggung. Kulihat Angel berjalan menghampiri Uyang dan Dani. Kalau aku perhatikan sekilas, wajah Angel masih sedikit pucat. Dasar Angel, aku jadi heran kenapa dia sengotot ini ikutan lomba ini!

            ”O ya, denger-denger katanya si Angel ini adalah peserta terakhir yang ikutan audisi semalam di cafe Dalton ya?” tanya Uyang.

            ”Yeps, bener banget!” kata Angel.

            ”Bisa diceritakan gak?” tanya Dani.





            “Iya, gue adalah peserta terakhir yang ikutan audisi tadi malam, lucunya aku menuju tempat audisi kehujanan sampai-sampai saat performance di depan juri juga aku agak gemetaran,” jawab Angel.

            “Wow, it’s great! Kenapa sampai bela-belain gitu, Ngel?” tanya Uyang.

            ”Karena aku ingin menyampaikan lagu ini pada juri,”

            ”Memangnya lagu ini tentang apa sih? Bisa diceritakan?”





            ”Lagu ini sebenarnya bukan ciptaan saya, lagu ini adalah lagu milik teman aku yang dinyanyikan oleh aku. Lagu ini menceritakan tentang keinginan seseorang yang ingin hidup bersama orang yang dicintainya untuk selamanya. Lagu ini juga meyakinkan seseorang tentang perasaan yang ia rasakan pada orang yang dicintainya dan berharap orang yang dicintainya tersebut menerima cintanya. Kalo boleh jujur, lagu ini juga menggambarkan tentang perasaanku pada temanku yang sudah menciptakan lagu ini,” kata Angel pajang lebar.

            ”Hahaha tuh cewek konyol banget deh! Jadi penasaran gue sama orang yang dia maksud,” komentarku saat mendengar jawaban Angel.





            ”Oh... sweet ya! Ya udah, kita sambut Angel Fairy Diana dengan lagunya yang berjudul Selamanya,” kata Uyang dan Dani bersamaan. Tepukan meriah mengiringi langkah kaki Angel menuju piano yang berdiri tepat di tengah-tengah panggung. Angel mulai menekan tuts piano yang ada dihadapannya dan mulai menyanyikan lagu yang ia bawakan. Kayaknya aku kenal deh sama lagu ini. Oh, God! Lagu ini benar-benar lagu ciptaanku!!! Dari mana Angel dapet lagu ini?

          

    Sayangku, dapatkah kau merasakan

    Betapa besarnya rasa cintaku untukmu

    Cintaku, pernahkah kita menduga

    Di antara kita ada rasa yang mendalam

    

    Sayangku, yakinlah akan cintaku

    Yang kupersembahkan seutuhnya untukmu

    Oh... Kasihku, jangan pernah kau ragukan

    Luasnya cintaku yang kuberi untukmu

    

    Oh... genggamlah tanganku ini sayang

    Cintaku tlah tertambat mati untukmu

    

    Selamanya... hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku

    Selamanya... tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku

                Engkau satu cintaku selamanya...



***



            Jam dua siang, aku merebahkan tubuhku di sofa ruang tamu. Hampir setengah jam aku membanting tubuhku di ata sofa ini. Tak seperti biasanya aku nongkrong di ruang tamu seperti halnya siang ini. Ya, tak seperti biasanya. Aku menunggu seseorang datang ke rumah ini. Siapa lagi kalo bukan Angel. Sejak pulang sekolah, aku sudah menunggu dia tiba di rumah. Aku menunggunya bukan tanpa alasan, aku ingin memarahi dia karena menyanyikan lagu ciptaanku tanpa izin.





      Seseorang membuka pintu rumah seraya menyapaku, ”Eh, Kak Sandi. Lagi apa?” tanyanya sambil memberi senyuman.

      Aku mencoba bangkit dari sofa kemudian mendekatinya, ”Gak usah basa-basi deh, lo!”





      Angel mengerutkan keningnya, ”Maksud Kakak apa?”

      ”Heh, elo ikut LCLR pake lagu gue kan? Apa maksud lo?”

      ”Kak, Sandi aku bisa jelasin semuanya,”

      ”Apa? Elo mau ngejelasin apalagi, Ngel?”

      ”Kak, please dengerin penjelasanku dulu!”

      ”Gue gak butuh penjelasan lo lagi, Ngel! Penjelasan lo gak akan bisa meredam emosi gue, inget itu!” seruku sambil menatap matanya yang mulai bersinar sendu.

      ”Tapi, Kak aku hanya ingin kakak tahu mengapa aku bawain lagu Kakak,”





      ”Terserah elo mau ngomong apa! Mulai dari sekarang, jangan pernah gue akan baik sama lo!” ucapku kemudian meninggalkannya terpaku di ruang tamu.





      “Satu hal yang harus Kak Sandi tahu,” ucapnya menghentikan langkahku di atas tangga. Aku diam tak menoleh padanya.

      “Nanti malam, pukul delapan, aku ingin Kak Sandi datang ke Purple Cafe, jika Kakak ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku harap Kakak bersedia untuk datang,” lanjut Angel dengan suara yang berat karena menahan tangisnya.



***



      Malam harinya, aku sedang menonton TV di ruang tengah. Seperti malam sebelumnya, malam ini sepi, benar-benar sepi. Riko dan Keysa masih belum dateng dari Medan sedangkan Angel, ia pergi sejam yang lalu menuju ke Purple cafe. Sebelum berangkat, dia menyuruhku untuk menemuinya di cafe tersebut tapi, sepertinya itu tidak begitu penting bagiku karena apapun penjelasan yang akan ia katakan nanti tak akan bisa merubah dan meredam rasa kesalku yang semakin berkecamuk ini.





      Untuk mengisi waktu luangku, sejak sore tadi, aku menikmati tayangan TV yang sangat membosankan. Tak ada tayangan TV yang benar-benar bisa menghiburku. Sesekali aku kembali mengubah chanel TV, lagi-lagi hanya sederetan sinetron yang menghiasi layar kaca. Kalo ngomongin sinetron, aku jadi inget pada keluargaku di Surabaya. Biasanya, sekitar jam enam sore hingga sepuluh malam, Oma, Mama dan adik perempuanku standby di depan TV untuk menonton sinetron yang menurutku sangat membosankan bahkan membuat aku emosi karena akting pemainnya ”gak banget”. Lah, kenapa jadi ngomongin sinetron ya?! Hehehe back to my story...

      “Krriinngg!!!” telepon wireless berbunyi.

      Aku segera meraih telepon genggam yang ada di dekat sofa tempatku duduk.

      “Halo!” sapaku.

      “Hei, San! Apa kabar lo? Baik-baik aja kan?”

      “Eh, elo, Rik! Kalo dibilang baik sih nggak, kalo dibilang buruk agak sih, elo?”

      “Gue happy, sob! Kenapa? Lo ada masalah lagi sama Angel?”

      “Kok tahu?” tanyaku sambil mengerutkan kening.

      “Ya iyalah, gue tadi liat infotainment terus ada gossip lo sama Angel muncul, ya udah gue pantengin aja tuh TV sampe gossip lo abis. Emangnya elo ada apa lagi sih sama Angel?”

      “Hahaha gokil, lo!” responku, lumayan bisa terhibur setelah hampir seharian emosi.

      “Lah, malah ketawa.” Ucap Riko heran, “San, kayaknya elo tuh memang udah waktunya deh baikan sama Angel, kasihan dia. Kalo gak ada lo, siapa yang jaga dia? Kalo elo juga marahan sama dia, otomatis elo kan gak bisa jagain dia?”

      “Baikan? Enak bener lo bilang baikan, elo sih enak gak punya masalah sama dia. Gue? Gue udah banyak banget masalah sama dia termasuk yang terakhir ini nih, dia bawain lagu gue di LCLR,”

      “Oya? Jadi, dia bawain lagu lo, San?”

      “Iya, emang kenapa?”

      “Hahaha gak pa-pa. O ya

Cerita Cinta Sejati - Selamanya  bagus sekali ya sesuai dengan cerita Cinta kehidupan Remaja pda saat ini, silakan koment dibawah dech biar tambah rame